TUGAS SITOHISTOTEKNOLOGI
PAPSMEAR Disusun oleh :
1. Aris Solikin (A102.06.007)
2. Desi Wulandari (A102.06.011)
3. Kharisma Islamia N A (A102.06.015)
4. Maria Dhyna S (A102.06 018)
5. Susy Widya Lies P (A102 06 028)
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Usia wanita saat menikah idealnya dilakukan oleh pasangan yang benar-benar matang. bukan hanya berdasarkan sudah menstruasi atau belum, namun juga pada kematangan sel-sel mukosa. Pada perkawinan usia muda mempunyai resiko lebih besar mengalami perubahan pada sel-sel mukosa yang belum matang, sehingga dapat merusak sel-sel pada mulut rahim.
Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 27 Tahun 1983, usia calon pengantin bagi wanita adalah diatas 20 tahun, dan bagi pria adalah diatas 25 tahun. Secara umum, seorang perempuan disebut siap fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhannya, yaitu di atas usia 20 tahun. Karena Ini erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan organ reproduksi. Pemeriksaan Pap Smear test merupakan suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan- kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Terjadinya kanker serviks ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang abnormal, tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker. Pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel abnormal tersebut dapat dideteksi dengan “Pap Smear test” sehingga semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi. Semakin rendah risiko seseorang menderita kanker leher rahim.
Oleh karena itu sangat penting dalam hal ini memberikan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) pada wanita usia subur dengan menganjurkan melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur, makan-makanan yang bergizi seimbang, istirahat cukup, menjaga kebersihan terutama daerah genetalia, menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker leher rahim.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pap Smear
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi, Irwanto, Sulistyanto, 2008).
Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Diananda, 2009).
Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid (Dalimartha, 2004).
B. Tujuan Pap Smear
a. Diagnosis dini keganasan
Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.
b. Perawatan ikutan dari keganasan
Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemoterapi dan radiasai.
c. Interpretasi hormonal wanita
Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkunan keguguran pada hamil muda.
d. Menentukan proses peradangan
Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri dan jamur.
C. Sasaran pemeriksaan pap smear
1. Perempuan yang menikah dibawah 20 tahun
2. Perempuan yang telah menikah dan berusia 30 tahun atau lebih
3. Perempuan yang telah melahirkan lebih dari 3 kali
4. Perempuan yang belum bisa menghentikan kebiasaan merokok termasuk pasangannya juga perokok (passive smoker)
5. Peserta KB yang sudah lebih dari 5 tahun (terutama dengan kontrasepsi hormonal atau IUD)
6. Mengalami pendarahan setiap berhubungan seksual
7. Mengalami keputihan dan gatal pada vagina
9. Berganti pasangan selama bersenggama
10. Mereka yang mengalami perdarahan setiap kali melakukan senggama (contact bleeding) atau mengalami keputihan kronis.
D. Interval pemeriksaan Pap smear
Ada beberapa versi tentang interval pemeriksaan ini:
1. Menurut The British Columbia (Canada) melakukan test setiap tahun pada wanita yang termasuk resiko tinggi yaitu yang melakukan hubungan seksual sebelum 20 tahun,mempunyai mitra seks lebih dari 2 orang sepanjang hidupnya.
2. American Cancer Society menyarankan hal yang sama tetapi untuk kelompok yang tidak mempunyai resiko tinggi cukup 3 tahun 1 kali.
3. Menurut WHO umur juga merupakan pertimbangan dalam menentukan saat skrining dimulai di Negara maju dan berkembang insiden kanker invasive meningkat sampai umur 35 tahun dan menetap sampai umur 60 tahun dan sesudah itu menurun. Atas dasar hal tersebut diatas dengan pertimbangan cost effective maka disarankan sebagai berikut:
1. Skrining setiap setahun sekali pada wanita berumur 35-40 tahun
2. Kalau fasilitas tersedia , lakukan setiap 10 tahun pada wanita berumur 35-55 tahun.
3. Kalau fasilitas tersedia lebih, maka dilakukan setiap 5 tahun pada wanita berumur 35-55 tahun.
4. Departemen kesehatan menganjurkan bahwa semua wanita yang berusia 20-60 tahun harus melakukan pap smear paling tidak setiap 5 tahun.
E. Kendala pap smear
Hanya 5% perempuan di Indonesia yang bersedia melakukan pemeriksaan pap smear . Hal tersebut terjadi karena banyak kendala, antara lain:
1) Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan sediaan
2) Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk pemeriksaan sediaan
3) Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan
4) Kurang tersedianya laboratorium pemrosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi
F. Syarat Pengambilan Pap Smear
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan pap smear :
v Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya
v Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan
v Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
v Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan
v Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan , karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
G. Proses pelaksanaan pemeriksaan pap smear
1. Persiapan alat
a) Formulir konsultasi sitologi
b) Spatula ayre yang dimodifikasi atau cytobrush
c) Kaca benda yang satu sisinya telah diberi tanda atau label
d) Spekulum cocor bebek kering
e) Tabung berisi larutan fiksasi alcohol 96%
2. Cara Pengambilan
a. Tuliskan data klinis pasien yang jelas pada lembar permintaan konsultasi meliputi : nama, umur, alamat, usia menikah, jumlah pernikahan, tanggal haid terakhir, kontrasepsi, riwayat radiasi/kemoterapi, keadaan klinis dan keluhan.
b. Bersihkan daerah vulva dari bagian yang terdekat sampai yang terjauh dengan menggunakan kapas DTT
c. Pasang speculum cocor bebek untuk menampilkan serviks
d. Spatula dengan ujung yang pendek diusap , 360 ˚ pada permukaan serviks.
e. Usapkan spatula pada kaca benda dari ujung sebelah kiri sampai tengah kaca benda, usapkan sekali saja agar tidak terjadi kerusakan sel.
f. Spatula ayre yang telah dimodifikasi dengan ujung yang panjang agar bisa mencapai sambungan skuoma kolumner diusap 360˚ pada permukaan endoserviks, kemudian diusapkan pada setengah sisa kaca benda.
g. Masukkan segera ke dalam fiksasi , jangan berada diudara lebih dari 10 detik karena dikhawatirkan terjadi artefak. Biarkan dalam larutan fiksasi minimal selama 30 menit, keringkan diudara.
Interprestasi dan rekomendasi dari jawaban sitologi sebagai berikut (evennet,2003):
1. Negatif : Tidak ditemukan sel ganas . Ulangi pemeriksaan sitologi dalam satu tahun lagi.
2. Inkonklusif : Sediaan tidak memuaskan. Bisa karena fiksasi kurang bagus, tidak ditemukan sel endoserviks, peradangan sel. Disarankan untuk mengulangi pemeriksaan sitologi setelah proses radang diobati.
3. Displasia : terdapat sel-sel diskariotik. Derajat ringan, sedang sampai karsinoma in situ. Penanganan lebih serius dan harus diamati minimal 6 bulan berikutnya.
4. Positif : terdapat sel-sel ganas pada pemeriksaan mikroskopi. Penganan harus dilakukan di rumah sakit.
Sedangkan klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :
§ Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.
§ Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti
keganasan
§ Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif
keganasan
§ Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.
§ Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan.
(Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000).
H. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan pap smear
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel – sel abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain :
1. Konseling pra pap smear yang tepat:
§ Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
§ Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
§ Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
§ Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
§ Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
§ Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.(Republika. C, 2007).
2. Cara pengambilan sediaan
§ Pengambilan sediaan yang tak adekuat (62 %),
§ Terjadi kegagalan skrining (15 %)
§ Interpretasi (23 %)
§ Angka positif palsu (3-15 %).
§ Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen dosenviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula
3. Petugas kesehatan (dokter/bidan)
Bisa disebabkan oleh:
§ Kegagalan memberikan pelayanan tes pap.
§ Kegagalan menyampaikan hasil tes abnormal pada pasien.
§ Kegagalan merujuk pasien dengan tes abnormal.
4. Labolatorium
§ Kegagalan mendeteksi sel abnormal.
§ Kegagalan melaporkan kualitas sediaan yang tidak memuaskan
§ Kegagalan mengajukan pengulangan.
§ Hapussan terlalu tipis.
§ Sediaan apusan terlalu kering sebelum di fiksasi.
§ Cairan fiksasi tidak memakai alkohol 95 %.
(Ramli, dkk, 2000)
(Ramli, dkk, 2000)
5. Petugas laboratorium
§ Cara kerja tidak sesuai prosedur.
§ Reagen yang dipakai sudah expire date
§ Pembacaan hasil pemeriksaan sitologi kurang valid.
§ Keterampilan dan ketelitian spesialis patologi anatomi.
6. Faktor karakteristik
§ Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami infeksi (Andrijono, 2008).
Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami infeksi (Andrijono, 2008).
§ Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup atau viable. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim.
Jika jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang menjadi keganasan (IBG Manuaba, 1999).
Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup atau viable. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim.
Jika jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang menjadi keganasan (IBG Manuaba, 1999).
§ Sosial ekonomi
Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel – sel mulut rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan melakukan Pap Smear secara rutin (Andrijono, 2008).
§ Usia wanita saat menikah
Usia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang. Maka sel – sel tersebut tidak rentan terhadap zat – zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Karen Evennett, 2003)
7. Faktor perilaku
§ Berganti-ganti pasangan
Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Bisa saja salah satu pasangan seksual membawa virus HPV yang mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan mengarah ke keganasan leher rahim (Nugroho. K, 2007)
§ Hygiene Alat Genetalia
Terlalu sering menngunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga ditengarai dapat memicu kanker serviks. Oleh sebab itu, hindari terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptic karena cuci vagina dapat menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini akan merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker.( Rieke.P, 2006).
BAB III
KESIMPULAN
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker.
Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah.
Pap Smear mampu mendeteksi lesi prekursor pada stadium awal sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif.
LAMPIRAN
Alat Pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA
diunduh 7 Oktober 2011 pukul 12.16 WIB
diunduh 3 November 2011 pukul 18.45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar